Ada orang yang naik ke atas gunung agar bisa melihat dunia. Ada orang yang naik gunung agar bisa dilihat dunia. Ada orang yang terus belajar agar bisa membaca dunia. Ada orang yang terus belajar agar hidupnya dibaca oleh dunia.
Apa yang dilakukan oleh seseorang, sungguh bergantung pada niatnya. Yang paling sulit dalam berbuat adalah menata niat. Ketika niatnya adalah tulus karena Allah, sungguh perbuatan itu akan berbuah manis.
Orang yang naik ke atas gunung karena ingin dilihat dunia biasanya percaya dirinya begitu tinggi bahkan melebihi batas wajar percaya diri. Orang seperti itu biasanya terjangkit penyakit megalomania, merasa diri sebagai yang paling layak menjadi pusat perhatian. Biasanya pula, ketika dia di puncak gunung, dia melihat kecil orang-orang yang ada di bawah. Dia lupa bahwa diapun kelihatan kecil oleh orang-orang yang ada di bawah.
Yang baik adalah dengan menempatkan diri sebagai bagian dari dunia, sebagai mitra dari manusia yang lain yang sama-sama memiliki akal dan hati. Kesadaran semacam ini akan menjadikan pola hubungan menjadi pola hubungan yang indah, harmonis dan penuh kasih sayang. Pola hubungan seperti inilah yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salla.
Marilah kita berupaya untuk senantiasa tulus. Marilah kita berupaya selalu untuk menjadi penebar cinta dan kasih sayang. Marilah kita selalu menjadi orang sejuk menyejukkan, bahagia membahagiakan dan berkarakter humanis egaliter, yakni memperlakukan manusia sebagai manusia serta mempromosikan semangat kesetaraan.
By Ferry Hamzah