MADINAH – Calon jamaah haji harus siap fisik dan mental. Sebab, suhu udara di dua kota suci, Makkah dan Madinah, sedang tidak ber sahabat. Selain mental ikhlas dan pasrah, kondisi fisik yang prima sangat dibutuhkan untuk bisa menjalani semua prosesi rukun Islam yang terakhir itu dengan lancar. Dari pantauan Jawa Pos di Madinah, kota tujuan pertama calon jamaah haji kloter pertama dari Indonesia, suhu udara mencapai 47 derajat Celsius siang kemarin
Padahal, saat pertama datang di Madinah Selasa (18/8), suhu udara di luar ruangan masih berkisar 45 derajat Celsius. Diprediksi, suhu panas akan terus bertambah saat wukuf di Arafah 21 September mendatang atau 9 Zulhijah. Karena itu, calon jamaah haji kloter pertama yang tiba di Madinah Jumat pagi besok (21/8) harus mempersiapkan fisik se prima primanya.
Kepala Seksi Kesehatan Bandara Jeddah-Madinah dr Purwa kaning Purnomo Agus menjelaskan, di tengah suhu panas yang ekstrem seperti sekarang, jamaah harus waspada dari heat stroke. Yaitu, dehidrasi berat karena efek panas yang tinggi. ”Jika tidak tertangani, jamaah bisa pingsan bahkan meninggal karena pengaruh panas,” ujarnya kepada Jawa Pos di Madinah kemarin.
Agar tidak mengalami dehidrasi, jamaah harus sering minum, makan buah, dan menghindari aktivitas yang terkena langsung sinar matahari atau di luar ruangan saat siang. ”Kalau wukuf, ya di tenda saja. Kurangi aktivitas saat siang,” kata dokter yang bertugas di Rumah Sakit Pelabuhan Surabaya itu.
Menurut Agus, heat stroke tidak mengenal usia dan banyak diderita jamaah haji. Jika skala serangan nya ringan, badan akan lemas. Tetapi, jika dehidrasi tinggi, jamaah bisa pingsan bahkan meninggal. ”Kami akan menempatkan petugas khusus di Arafah untuk mengawasi pemenuhan air bagi jamaah. Petugas akan ditempatkan paling dekat dengan kloter,” tegas Agus yang sudah tiga kali menjadi PPIH kesehatan.
Masalahnya, lanjut dia, gejala heat stroke kadang tidak dikenali. Tetapi, tanda fisik yang patut diwaspadai adalah pusing berkunang hingga pingsan atau air kencing kuning pekat hingga cokelat. ”Kalau cairan cukup, warna urine bening. Kalau sudah cokelat, ya kekurangan air,” jelasnya.
Selain suhu panas, debu harus diwaspadai. Karena itu, jamaah harus menyiapkan masker dan semprotan air. ”Masker juga harus selalu basah,” tuturnya. Selain itu, yang juga berbahaya adalah MERS. Penyakit yang kini merebak di Saudi tersebut diantisipasi dengan ketat oleh Kemenkes.
”Waspadai flu dan se ring-seringlah cuci tangan,” kata Agus menyarankan. Sebab, MERS menular melalui udara. ”Jamaah yang menggunakan fasilitas umum yang telah tercemar virus tersebut akan mudah tertular,” jelasnya. Sementara itu, Jumat (21/8), kloter pertama calon jamaah haji mendarat dari Makassar dan Jakarta.
Sebanyak 375 calon jamaah haji diperkirakan mendarat pukul 10.30 dan pukul 13.30 waktu Saudi. ”Setelah menyelesaikan urusan imigrasi, jamaah langsung ke pemondokan dan melaksanakan arbain,” kata Nurul Ba drut taman, Kadaker bandara, kemarin.
Soal transportasi, panitia haji menyiapkan fasilitas 24 jam bagi jamaah haji Indonesia. Bus salawat siap mengantar jamaah haji dari halte pemondokan terdekat ke Masjidilharam. ”Kami sediakan non stop agar jamaah bisa ber ibadah di Masjidilharam dengan leluasa,” ujar Subhan Cholid, kepala bagian transportasi, sebelum berangkat ke Madinah tadi malam, pukul 18.00 waktu Arab Saudi atau pukul 22.00 WIB.
Sumber: Jawa Pos, penerbitan tanggal 20 Agustus 2015