Intanaya Tour Travel Umroh Surabaya – Lamanya daftar tunggu ibadah haji membuat sebagian masyarakat memilih untuk melakukan ibadah umrah ke Tanah Suci. Ini membuat banyak pengelola layanan umrah di Tanah Air berlomba-lomba menggaet calon jemaah. Sayangnya persaingan yang terjadi bukan pada pelayanan namun saling banting harga.
Kondisi ini diperkuat dengan kasus 49 jemaah umrah yang berangkat menggunakan biro perjalanan Jaya Mandiri Bersama Indonesia (JMBI) asal Jember, Jatim yang terlantar beberapa waktu lalu. Penyebabnya adalah pengelola umrah tidak bertanggung jawab, dan hanya mengeruk keuntungan. Sayangnya, perusahaan yang bersangkutan tidak masuk dalam anggota Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik (Amphuri) Jatim.
“Sehingga kami tidak bisa melakukan sanksi apapun. Tapi kami sudah koordinasi degan Kanwil Kementrian Agama Jatim untuk mengambil langkah agar peristiwa ini tidak terulang lagi,” kata Fauzi Mahendra, Sekretaris Jenderal Amphuri Jatim, baru-baru ini.
Fauzi mengungkapkan, pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan dengan Kanwil Kemenag agar sebagai regulator, mengeluarkan aturan batas minimal biaya umroh.
Bila ada penawaran biaya umroh murah bisa dihindari oleh konsumen dan masyarakat. Karena memang pada kenyataannya, bila harga biaya umroh murah dan sangat tidak masuk akal, pasti akan berimbas pada masalah pelayanan yang buruk.
“Itu sudah banyak contoh. Karena harga murah, berpotensi layanan umrah buruk dan bermasalah,” lanjut Fauzi.
Dari hasil penelusuran Amphuri Jatim, harga yang ditawarkan PT JMBI untuk ke 49 jemaah itu hanya sekitar Rp 16,5 juta per orang. Harga itu terlalu murah, mengingat minimal biaya umrah saat ini sekitar US$1.750 atau dengan kurs Rp 13.000 per 1 dolar AS, menjadi sekitar Rp 22,75 juta. Harga itu sudah minimal.
Dipaparkan Fauzi, idealnya, biaya perjalanan umrah adalah sekitar 60 persennya ada pada biaya tiket penerbangan berangkat dan pulang, sekitar 35 persen untuk akomodasi hotel dan makan. dan sekitar 5 persennya biaya pengurusam izin dan visa.
Sementara biro perjalanan, mengambil keuntungan dari margin akomodasi, yang umumnya berkisar sekitar 3 persen. “Kecil, tapi dengan jumlah jemaah yang besar, akan terasa angkanya,” lanjut Fauzi yang juga CEO Isbir Tour and Travel Umrah dan Haji itu
Sumber yang dikutip oleh Intanaya Tour Travel Umroh Surabaya