Misal kita biasa memasak dengan digoreng, kita bisa berhemat mengurangi minyak, dengan memperbanyak memasak dengan cara dipepes atau direbus/dikukus. Atau mengurangi anggaran untuk membeli gula. Insya Allah jadi lebih sehat dan cita-cita kurban tiap tahun bisa terlaksana dengan baik. Kuncinya adalah kedisiplinan dalam menyisihkan sebagian harta kita.
Bagi sebagian saudara kita yang sudah berlimpah harta, mungkin tidak menyisihkan tabungan khusus kurban pun, sudah sangat mudah untuk mengambil sebagian hartanya untuk kurban, manakala hati penuh dengan ketaatan. Di sisi lain sebagian mereka, boleh jadi begitu berat menyisihkan sebagian hartanya untuk menyembelih hewan kurban. Padahal Allah hanya menuntut kita memotong sebagian harta kita. Dengan kata lain, Allah tidak menuntut kita untuk memotong dan mengorbankan anak kita, sebagaimana yang diperintahkan kepada Nabi Ibrahim as, Bapak para Nabi.
Allah ingin melihat sejauh mana ketaatan kita. Allah ingin melihat sejauh mana jiwa pengorbanan kita. Allah ingin melihat sejauh mana cinta kita kepada-Nya, apakah terkalahkan oleh cinta kita kepada harta. Allah ingin melihat adakah syukur kita pada-Nya, atas semua karunia-Nya kepada kita.
Ya… Allah ingin melihat bukti iman, cinta dan ketaatan kita. Dan Allah tidak membutuhkan darah dan daging hewan kurban kita. Allah maha Kaya. Renungkan kembali firman Allah swt di dalam surat Al Hajj ayat 37 yang artinya :
“ Daging kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada–NYA adalah ketakwaan kamu. Demikianlah, Dia menundukkannya untuk kamu, agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. “
Kurban juga menjadi simbol ketaatan kita untuk menyembelih/mematikan/menyingkirkan seluruh sifat kebinatangan yang ada pada diri kita. Sifat serakah, sifat semena-mena tak peduli dengan milik orang lain, sifat dungu, tak peduli dan tak mau mendengar nasehat, ingin menang sendiri, dan sifat lain yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka jahanam.
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahannam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka memiliki mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah , dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang -orang yang lengah.” (QS Al-A’raf: 179.)
Orang-orang yang tidak mau taat kepada perintah Allah dan lebih memilih mengikuti hawa nafsunya, kedudukannya bahkan bisa lebih rendah dari binatang ternak. Lebih hina dari kebodohan dan kedunguan serta keserakahan binatang ternak. Derajatnya di sisi Allah turun drastis, meskipun di hadapan manusia boleh jadi derajatnya meningkat, mungkin karena pangkat dan jabatannya atau mungkin karena hartanya.
Ketaatan Nabi Ibrahim dan keluarganya, menjadi model yang harus tertanam di dalam diri. Ketaatan yang dilandasi keyakinan dan pemahaman. Yakin bahwa semua perintah Allah kebaikannya kembali pada diri kita sendiri. Pemahaman bahwa cinta kita pada-Nya, menuntut adanya ketaatan dan pengorbanan. Pengorbanan menjadi sesuatu yang niscaya dalam kehidupan kita. Hanya orang – orang yang memiliki semangat berkurban yang tulus semata karena Allah yang akan menjemput kesuksesan dunia akhirat. Inilah sunatullah yang terjadi sejak pertama kali Allah mengutus manusia ke muka bumi. Tadhiyyah, pengorbanan terbaik yang kita lakukan, akan mengantarkan kita ke syurga.
Masih ada waktu bagi kita untuk memperbaharui niat dan semangat kita, untuk bisa berkurban menyembelih binatang kurban di hari raya Iedul Adha tahun ini. Bersegera, tidak menunda kebaikan manakala Allah sudah menyelipkan niat baik di dalam hati kita. Segera kuatkan tekad, realisasikan dengan perencanaan dan manajemen sumberdaya dengan baik. Jangan biarkan setan memalingkan niat baik yang sudah tertanam.
“Sesungguhnya Kami telah memberi kebaikan yang banyak kepadamu, maka sholat dan berkurbanlah. Dan orang-orang yang membencimu itulah yang terputus”. (QS Al-Kautsar: 1-3).