Pada harian Jawa Pos Terbitan 3 Januari 2016, ada sebuah kolom yang menarik hasil tulisan dari Ferry Is Mirza, mantan wartawan Jawa Pos, mengenai perjalanan Umrohnya, yang kemudian dilanjutkan dengan Napak Tilas sejarah Nabi Muhammad SAW di kota Taif. Berikut adalah hasil tulisannya.

Umrah, lalu Napak Tilas Sejarah Nabi ke Taif, Kota Subur di Arab Saudi

Kota Ijo Royo-Royo, Pemasok Buah dan Sayuran

Setelah menjalani ritual ibadah umrah di Kota Suci Madinah-Makkah saat pergantian tahun 2015 ke 2016, harapan bisa napak tilas sejarah Rasulullah ke Kota Taif akhirnya terwujud. Berikut laporan Ferry Is Mirza, mantan wartawan Jawa Pos

SELAMA ini saya –mungkin juga sebagian besar orang yang pernah berumrah dan berhaji ke Tanah Suci–beranggapan bahwa banyaknya buah serta sayur segar di Makkah dan Madinah didatangkan dari luar Negara Arab Saudi alias impor. Anggapan itu ternyata salah. ’’Buah-buahan dan sayur itu asli dari dekat sini. Dari Taif,’’ kata Fawaid Kareem, WNI asal Pamekasan, Madura, yang sudah 15 tahun tinggal di Makkah, kemarin (2/1). Menurut Gus Fa –panggilan akrab sahabat saya itu– Taif adalah kota sejarah yang subur. Dalam riwayat Rasulullah 2 ribu tahun silam, ketika berhijrah dari Makkah ke Madinah, beliau melalui kota itu dan dihadang penduduk kota. ’’Ingat kisah Nabi (Muhammad) sewaktu dilempari batu dan beliau berdarah-darah, ya di Taif itu,’’ ujar Gus Fa. Saya pun berniat untuk menapaktilasi kota itu.

Saya lalu diajak Gus Fa menuju pangkalan taksi di sebelah barat Masjidil haram. ’’Ini daerah Maulid. Karena di sana itu tempat Nabi Muhammad SAW dilahirkan,’’ jelas Gus Fa sambil menunjuk bangunan di sisi luar Masjidil haram yang kini jadi perpustakaan. Benar saja, banyak sopir taksi yangmenawarkan untuk berziarah ke Taif.

Gus Fa lalu menghampiri salah seorang diantaranya. ’’Toyyib…toyyib, na’am,’’ kata Gus Fa mempersilakan saya duduk dikursi belakang sedan Camry tahun 2012, tapi bodinya sudah ’’babak belur’’. Perjalanan ke Taif –berjarak sekitar 90 km arah barat Kota Makkah– memakan waktu sejam. Semula jalannya datar, lalu 20 menit kemudian, setelah melalui pos checkpoint pemeriksaan paspor, laju mobil makin pelan karena jalan mulai mendaki. ’’Ini seperti ke Puncak di Bogor atau perjalanan dari Surabaya ke Batu atau Trawas,’’ urai kandidat doktor ilmu tauhid di Universitas UMM Al-Qura, Makkah, tersebut.

Yang mengejutkan, Kota Taif terletak 1.800 dpl (di atas permukaan laut). Pantas kalau udaranya dingin. Tak heran, pohon buah-buahan dan sayuran bias tumbuh subur. ’’Hampir semua kota di Saudi dapat pasokan buah dan sayuran dari Taif,’’ kata Umar, sopir taksi, yang diterjemahkan Gus Fa kepada saya. Buah pisang, jeruk, anggur, melon, delima, semangka, dan jambu mengalir hampir setiap hari dari Taif ke Makkah dan Madinah. Begitu pula hasil sayur mayurnyaseperti mentimun, kentang, kacang panjang, kacang tanah, jahe, bawang bombai, kubis, dan bawang putih.

Para petani di Taif tidak perlu pusing memikirkan pemasaran hasil pertaniannya. Sebab, toko-toko buah di kota-kota besar di Arab Saudi, bahkan di mal-mal sebesar Bin Dawood atau restoran siap saji Al Baik, siap menampungnya. Begitu memasuki Kota Taif, kami langsung disambut suasana kota yang ijo royo-royo. Taman kotanya juga indah bertabur bunga yang sejuk dipandang. Tata kotanya rapi. Hebatnya lagi, untuk naik dan turun ke Taif hingga perbatasan Kota Makkah, tersedia kereta gantung.

Dari segala kelebihan yang dimiliki Taif itu, saya bersyukur bisa mengunjungi dan salat sunah di Masjid Khaif. Letaknya di pinggiran Kota Taif. Masjid itu unik dan kukuh. Menaranya seperti cerobong asap pabrik. Tinggi mihrab (tempat imam) salat hanya seukuran anak kecil.’’Meski kota kecil, Taif ramai dikunjungi wisatawan lokal karena hawanya sejuk dan tenang. Di sini juga ada bandaranya. Seperti Kota Malang,’’ papar Gus Fa dalam perjalanan turun kembali ke Makkah.

Untuk Paket Umroh yang Penuh Makna, hubungi Kami, Intanaya Tour