Intanaya Tour pada bulan November 2015 kemarin, menerima telepon dari Bapak Jatmiko. Beliau dan keluarganya yang berada di Banjarmasin berkeinginan berziarah ke Wali Lima di Jawa Timur. Alhamdulillah Intanaya Tour mampu menjalankan keinginan Pak Jatmiko ini.
Sebelumnya Yuk, kita segarkan kembali ingatan kita mengenai Para Wali ini. Para Wali ini secara keseluruhan dan dikenal sebagai 9 sosok ulama yang sangat besar jasanya dalam menyebarkan agama Islam. Para ulama ini dikenal dengan panggilan terhormat sebagai Wali Songo, atau Wali Sembilan. Mereka ini adalah Syeh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Drajad, dan Sunan Gunung Jati.
Sembilan orang yang dikenal sebagai Wali Songo ini merupakan para tokoh bersejarah yang besar jasanya dalam penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Para wali tersebut bukan hanya menyebarkan agama Islam semata, tetapi juga ikut aktif membangun kemajuan bagi masyarakat setempat melalui bidang pendidikan membaca dan menulis, seni budaya, dan penanaman kearifan yang bersumber dari ajaran Islam.
Banyak peninggalan bangun yang dibuat para wali sebagai salah satu bentuk siar islam. Namun setelah Wali Songo meninggal dunia, sebgai masyarakat yang ingin mengingat jasa mereka membangun tempat pemakaman yang agung dan megah bagi para wali tadi.
Makam para Wali Songo kini dijadikan kegiatan wisata keagamaan melalui kegiatan ziarah kubur. Hampir setiap makam yang ada Wali Songo selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai penjuru Nusantara..
Makam anggota Wali Songo berada di Pulau Jawa dan tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Perjalanan tour wisata agama dengan tujuan ziarah makam Wali Songo biasanya dilakukan secara berurutan selama 7 hari mulai dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, maupun arah sebaliknya.
Seperti yang telah disebutkan diatas, Wali Songo berjumlah 9, namun 5 di antaranya adalah berada di wilayah Jawa Timur. Sunan Ampel, Sunan Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Derajat, dan Sunan Bonang. Karena berjumlah 5, maka mereka disebut juga Wali Limo (Wali Lima).
Nah, ke makam para Wali Limo inilah, dimana Pak Jatmiko sekeluarga yang berasal dari Banjarmasin, ingin berziarah. Setelah sehari sebelumnya, kami, Intanaya Tour melakukan penjemputan beliau sekeluarga dari Bandara Juanda, pada keesokan paginya dimulailah wisata religi Wali Limo ini.
Mengunjungi Makam Sunan Bungkul di Surabaya
Mbah Bungkul yang makamnya berada di komplek Taman Bungkul menyimpan misteri kesejarahan yang tak mudah diungkap. Sebuah hikayat menyebutkan Mbah Bungkul atau Sunan Bungkul adalah Empu Supa, seorang tokoh masyarakat dan agama pada masa kerajaan Majapahit di abad 15.
Mengunjungi dan Berziarah ke Makam Sunan Ampel/ Raden Rahmat di Surabaya.
Beliau adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa Terakhir Dari Dinasti Ming.
Setelah dari Kawasan Ampel, Surabaya, perjalanan kemudian dilanjutkan ke Gresik dimana terletak makam dan peninggalan Sunan Maulana Malik Ibrahim. Inilah wali pertama yang datang ke jawa pda abad ke 13 dan menyiarkan islam di sekitar gresik. Beliau adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, disebut juga Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo .
Di Gresik ini pula, terdapat makam Sunan Giri. Sunan Giri atau Raden Paku adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang.
Beliau mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
Dari Giri, Gresik, perjalananan dilanjutkan ke Lamongan, ke makam Sunan Drajad. Beliau juga keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad. Sunan Drajad terkenal juga dengan kegiatan sosialnya. Dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Beliau adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat, sebagai pengamalan dari agama Islam.
Tuban merupakan tujuan terakhir dari Wisata Religi Wali Limo kami. Di kota Tuban ini, kami mengunjungi makam salah satu wali songo yaitu Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim. Putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putrid dari Arya Teja. Sunang Bonang adalah saudara dari Sunan Drajad dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad SAW.
Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya.
Setelah ziarah ke Sunan Bonang, maka berakhir pula wisata religi kami, Intanaya Tour dalam mengantarkan Pak Jatmiko asal Banjarmasin, sekeluarga.
Untuk Wisata Religi Penuh Makna, hubungi kami di Intanaya Tour.